Postingan

Tentang April

Gambar
Maretku hancur dalam setiap kepingan kenangan yang mengarah kepadanya. Sebab bulan itu memang miliknya. Segalanya berpusat kepadanya.  Tapi semoga April tidak sekelam maret atau tak sesendu April tahun lalu yang rasanya kesedihan tak kunjung menemukan bahagia. Semoga. Semoga tak ada hujan pada mata yang indah, tak ada kebencian pada diri sendiri, dan semoga segalanya lebih baik lagi. —April 2021

Belengguku

Gambar
Lagi-lagi gemuruh angin, kalah dengan suara fikiran. Lagi-lagi rasa bahagia, kalah dengan serpihan rasa sakit. Aku masih sosok yang sama ternyata. Fakta ini membuatku sakit sekali karena ternyata aku tak kunjung membaik, hanya aku menjadi semakin pandai menyamarkan luka. Serta malam kelabu kujalani dengan sangat sulit, teringat kenangan yang tinggal buih hingga tak ada lagi harapan. Aku masih sosok yang sama, yang pada hening malam yang merumitkan fikiran, aku jumpai diriku yang masih menangisi rasa sakit yang telah lalu. Yang pada malam yang sepi, aku rapalkan doa paling sendu agar semesta bersedia melepaskanku dari belenggu ini. Meski kadang, pada hari-hari yang menghampiriku, ada setitik harap yang bersembunyi dibalik kata pasrah. Ada bulir-bulir bahagia yang membuatku lupa sejenak pada rasa sakit yang mendera. Aku memang manusia dengan perasaan yang tak mampu disimpulkan orang lain. Aku hidup dalam maya, kefanaan, dan rasa yang tak pernah ada. Hatiku retak, hilang arah berpendar. A

Kasih yang Berkisah

Gambar
Anggaplah tulisan dibawah ini adalah sebagai bentuk rasa syukurku karena telah menemukan seseorang pada pertengahan 2021 lalu. Yang perlu diketahui adalah, setiap rasa tentangmu ialah candu yang menimbulkan sesat pada palung paling dalam. Dan aku menikmati tersesat dalam dirimu, enggan mencari jalan pulang dan memilih menetap. Aku pernah berfikir, untuk menemukan seseorang pangeran dalam hidupku, berapa banyak lagi sayapku yang harus patah? Rasaku yang harus hancur? atau tangisku yang melebur? Entah. Tapi kuharap kamu pangerannya. Seluruh tulisan ini tentangmu, tentang aku yang menemukanmu diantara belenggu yang menyiksa. Yang kemudian membuatku jatuh dalam euforia yang tak pernah aku bayangkan. Tulisan ini kubuat saat malam hari, yang niatnya ingin aku publish di pagi harinya. Tapi nyatanya, pada bagian ini harus kutambahkan satu dua hal. Lepas bercerita tentangmu, semalam aku memimpikanmu. Nyaris tak terbangun karena menganggap itu bukan mimpi. Saking menyenangkannya. Barangkali, kam

Merangkum 2021

Gambar
  Menulis ini, berarti aku harus membuka sedikit cerita yang terjadi selama 2021, yang sejujurnya begitu kelam tapi aku bersyukur masih ada bahagianya. Hari itu, hari kesebelas diawal tahun. Dan aku meruntuhkan segala harapku padanya. Seseorang yang kukira cukup baik untukku. Aku ingat hari itu adalah awal mula dari diriku yang berusaha keluar dari 'zona nyaman' hubungan ini. Hari itu aku sadar, bahwa tahun ini, aku tak lagi harus menunggu lama untuk sebuah pertemuan yang bahkan pada tahun sebelumnya tak pernah diwujudkan. Aku mengawali awal tahun ini, tanpa harus lagi mempersiapkan diri untuk menyambut hangat kedatangan masing-masing sebab hal itu takkan pernah tiba. Aku bukannya menyerah, hanya saja tahun sebelumnya yang tak singkat telah aku habiskan untuk menanti sebuah pertemuan yang ternyata hanya aku yang semangat menantinya. Aku akui, aku memang bodoh kala itu. Tapi bagi kebanyakan orang, hal ini rasanya wajar untuk dilakukan. Esok hari, aku tak lagi perlu menungguny

30 Hari Bercerita

Gambar
Event Menulis 30 Hari Bercerita Sudah menjadi kebiasaan sejak 2019 untuk memulai awal tahun dengan ikut event menulis yang diadakan @30haribercerita di Instagram. Yang kerap kali kita fikirkan adalah benefit atau reward apa yang akan kita dapatkan ketika mengikuti suatu event? Kalau mencari uang, atau hadiah sejenisnya. Agaknya tidak akan kamu temukan pada event ini. Tapi, ada yang jauh lebih berharga dari itu semua. Yaitu, menemukan teman baru, melatih kepenulisan kita, melatih konsistensi kita selama menulis (apakah mampu menulis full selama 30 hari atau tidak) dan yang terakhir, bisa dibilang reward sih, yaitu direpost oleh admin @30haribercerita hihihi membuat tulisan kita dapat dibaca, dijangkau, dan dilihat oleh lebih banyak orang lagi. Lalu, apakah tahun ini aku akan mengikuti lagi? Jawabannya bisa iya dan bisa tidak. Tapi tahun ini, aku akan mencoba untuk mempertahankan konsistensi menulis full 30 hari seperti 2 tahun belakangan ini. Semoga, ya. Hihihi. Tapi, kalau menggambarka

Cuman Sharing : Hentikan Gurauan AIDS

Gambar
Dalam rangka memperingati hari AIDS yang jatuh pada Rabu, 1 Desember 2021, saya ingin menulis beberapa keresahan yang masih terjadi sampai sekarang. Perlu diketahui, bahwa hari AIDS sedunia diperingati setiap tahunnya yang bertujuan untuk memberikan kesadaran terkait global epidemi dari AIDS tersebut. Yang umumnya diisi dengan ucapan dan dukungan kepada orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Peringatan ini juga bertujuan untuk mengenang mereka yang kehilangan nyawa akibat AIDS.  Di hari AIDS yang jatuh pada 1 Desember tiap tahunnya, marilah kita berdiri di samping mereka yang terkena penyakit ini dan memberi semangat kepada mereka. Gurauan AIDS Meski diakui atau tidak, gurauan AIDS mungkin biasa terjadi disekitar kita dan dianggap sepele tanpa paham akibatnya bagi si pengidap. Saya pernah mendengar seseorang dengan lantang mengatakan bahwa umumnya pengidap AIDS lebih banyak tertular karena melakukan hubungan sex bebas atau pergaulan yang salah. Sehingga para pengidap tak apa mereka an

Killing Me Slowly

Gambar
Aku dan Malam Malam itu sudah cukup larut, tapi sekelumit fikiran membuatku belum juga terlelap. Seperti menunggu sesuatu, tapi entah apa. Yang aku rasa hanya, seolah seluruh lagu sendu terdengar seperti aku. Alunan nadanya seolah mengundang agar airmata tumpah.  Aku berupaya membenturkan kenyataan bahwa harapan yang ada menjadi sedikit terkikis. Satu hal yang pasti aku rasa malam itu adalah ketakutan. Takut hal yang sama kembali terulang. Takut aku menjadi orang yang menyedihkan lagi ketika malam datang. Aku takut, sangat. Tapi aku tak kunjung menangis. Tidak, jangan lagi. Perihal jatuh cinta, barangkali aku memang bodoh. Atau barangkali juga buta serta gila ketika mulai menjatuhkan rasa pada seseorang. Seolah semuanya hanyalah kegelapan dan hanya ia sumber cahaya yang ada.  Tapi, aku tak pernah menyesal ketika memutuskan menjatuhkan rasa meski tau bahwa tak selamanya bahagia yang ada. Walaupun yang datang bisa pergi, atau yang indah akan rapuh. Tapi rasanya aku gak akan membiarkan ci