Cuman sharing : Seperangkat Self Healing



Sejujurnya, cukup senang karena kesehatan mental mendapat jauh lebih banyak perhatian belakangan ini. Begitu juga dengan self Healing. Diantara kita paling tidak pernah mendengar satu atau dua kali istilah ini. Self healing, atau yang biasa disebut orang sebagai proses penyembuhan diri dari luka. Luka apa saja? Banyak, bisa luka fisik atau luka mental yang diakibatkan trauma pada hal-hal yang terjadi di masa lalu.

Aku juga sama, memiliki beberapa hal yang pernah membuatku terluka. Yang kadang membuatku berfikir, “Kenapa saat itu aku harus keluar dari zona nyamanku? Atau, kenapa saat itu aku harus melibatkan diri serta perasaanku lebih jauh pada suatu hal?”

Tapi kemudian, setelah melewati beberapa tahap yang sejujurnya tidak mudah dilalui, aku menemukan diriku yang menyadari satu hal. Bahwa tubuhku siap untuk memperbaiki segala luka. Tubuhku, fikiranku, emosiku memiliki hal semacam impuls untuk memperbaiki, untuk menyembuhkan apa yang rusak dan sakit.

Ada beberapa cara yang aku lakukan pada saat proses penyembuhan luka, akan aku ceritakan juga disini. Yang barangkali kalian bisa lakukan juga. Beberapa diantaranya adalah hasil sharing dari temenku juga perihal self healing. 

Sebelumnya, yang perlu kita ketahui adalah setiap luka yang dirasakan oleh setiap orangnya jelas berbeda pun bahkan apabila kasusnya sama. Misalnya, kalau aku pernah merasakan sakit hati karena seseorang dan kamu juga sama, hanya jenis lukanya yang sama tapi tidak pada rasa sakit yang dirasaksan. Karena apa? karena ada indikator lain, ada faktor lainnya yang barangkali tidak setiap insan sama rasakan.

Oleh karenanya, luka sekecil apapun agaknya tidak bisa disepelekan begitu saja~

Oke, balik lagi ke self healing atau proses penyembuhan luka. Aku mau berbagi sedikit aja, semoga kita mampu terlebih dahulu memvalidasi segala perasaan yang kurang baik agar mampu melakukan self healing.


1. Berdamai dengan diri sendiri

Hal ini emang aku akuin gak gampang tapi bukan berarti gak bisa juga. Pada awalnya emang susah buat melepaskan fikiran dari hal-hal kurang menyenangkan yang telah terjadi. Berhenti untuk tidak menyalahkan diri sendiri atas semua yang telah terjadi ternyata sulit banget. Fikiran seperti, "kalau dulu aku gak begini, pasti sekarang gak akan kayak gini kejadiannya". Tapi kemudian aku menjadi paham, beberapa hal yang terjadi akan tetap terjadi bila itu telah menjadi bagian dari kita. Begitu juga dengan orang-orang yang datang dan pergi dalam hidup kita ya emang pasti ada aja.Tapi barangkali kita yang terlalu baik untuk mereka, atau emang ini bagian dari cara Tuhan menyeleksi orang-orang di sekeliling kita.

2. Berprasangka baik dengan Allah

Baik dan buruk udah sepaket. Senang dan sedih juga udah sepaket. Kita semua tau ini pada dasarnya, tapi begitu kesedihan terasa terlalu melingkupi yang difikirkan adalah "kenapa Tuhan kok gini banget ngasih cobaannya ya?" iya kan? setidaknya beberapa kali barangkali kita pernah memikirkan hal itu. Hingga kemudian sebuah kalimat menamparku, "Allah itu sebagaimana prasangka hambanya". Maka, daripada menyalahkan garis takdir atau menyalahkan diri sendiri, baiknya meminta padaNya agar diberikan kelapangan hati agar mampu menerima segala ketentuan-Nya.

3. Membuat Jurnal

Pernah beberapa kali aku lakukan, jurnalku ini biasanya berupa catatan hal apa saja yang telah terjadi setiap harinya terutama segala hal kurang menyenangkan. Mungkin karena aku typical orang yang jarang curhat sana sini, jadi jurnal ini cukup membantu pada mulanya. Kalau aku lagi malas nulis, biasanya jurnalku berisikan gambar atau stiker yang sekiranya mewakili perasaan hari itu. Bisa dibilang semacam scrapbook gitu, cukup menenangkan begitu selesai 'melampiaskannya'.

4. Menghindar dari media sosial

Aku menyadari, terkadang media sosial sedikit banyak berpengaruh pada kesehatan mentalku. Liat postingan si A yang keliatan lebih keren, bawaannya mau insecure aja. Padahal kita gak pernah bisa membandingkan diri kita dengan orang lain karena masing-masing orang punya titik start serta rintangan yang berbeda. Don't compare your level 1 to someone else's level 10. Nah kalau udah mulai merasa tanda-tanda akan terdistrak oleh media sosial, aku akan mulai menghilang sejenak. Nonaktif akun atau sekadar mematikan notifikasi sampai keadaanku benar-benar stabil.

5. Tidur

Tidur juga berperan dalam self healing. Sebagai cara untuk beristirahat sejenak dari segala fikiran rumit yang muncul di kepala. Atas segala kejadian kurang menyenangkan yang terjadi, jadi tak apa untuk mengistirahatkan diri.

6. Menggambar

Sedikit banyak sama seperti menjurnal sebelumnya. Buat aku orang yang cukup meyukai dunia ini, menggambar jadi salah satu wadah menampung segala fikiran untuk menyakiti diri sendiri. Biasanya, kalau aku terluka, aku mencoba untuk membuat gambar yang sedikit banyak menggambarkan perasaan terluka itu. Dan gak bisa aku pungkiri, kalau cara ini cukup efektif sebagai proses penyembuhan diri.

7. Self care

Self healing atau proses penyembuhan luka ini juga bisa kita lakukan dengan Self care. Atau bahasa simpelnya, lebih memfokuskan diri pada diri sendiri. Bisa dengan memulai rangkaian skincare rutin, atau melakukan perawatan rambut, kuku, badan dan masih banyak lagi yang cukup menyenangkan saat dilakukan sejujurnya hihihi 

8. Meminta pertolongan

Kalau cara-cara diatas sudah pernah kamu coba dan tidak berhasil membuatmu sembuh atau pulih dari luka. Atau bahkan kamu sudah sampai pada tahap ingin atau telah melukai diri sendiri, aku sangat menyarankan agar kamu mendatangi para ahli entah psikolog atau pun psikiater. Gak perlu khawatir pada pandangan orang yang akan menyangkamu ini dan itu, cukup fokus saja pada kesembuhan mentalmu. Perasaanmu itu penting.


Mungkin gak banyak yang bisa aku bagikan, tapi semoga membantumu.
Terimakasih telah bertahan sampai sejauh ini!
Semoga tulisanku mampu memeluk diriku dan kalian semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Film : Dune Part 1 (2021) | Film Mewah

Killing Me Slowly

Belengguku